TAKE ME TO THE PINK PLACE!




Valentine identik dengan warna pink (merah muda). Menjelang valentine, biasanya kita akan melihat warna pink di mana-mana. Mulai dari mal, toko, kafe, restoran, dan tempat-tempat umum lainnya biasanya dihiasi dengan pernak-pernik berwarna pink. Para pria biasanya juga memberi kado kepada istri atau kekasih tercintanya dengan benda-benda berwarna pink di hari kasih sayang ini. Namun, pernahkah Anda berpikir untuk merayakan valentine di tempat berwarna pink yang sebenarnya? Maksud saya bukan tempat-tempat yang dihiasi warna pink artifisial tapi tempat-tempat yang memang berwarna pink. Kalau Anda belum ada ide, berikut tempat-tempat eksotis berwarna pink yang layak Anda datangi bersama pasangan. Kalau Anda belum punya pasangan, datang sendiri ke tempat-tempat ini juga tak kalah menarik. 

Pink Beach : Pantai Tangsi
Konon pantai dengan pasir berwarna pink hanya ada beberapa di dunia. Beruntunglah dua di antaranya ada di Indonesia, yaitu Pantai Tangsi di Pulau Lombok dan Pantai Merah di Pulau Komodo. Bagi Anda penggemar pantai, wajib hukumnya menyambangi dua pantai cantik ini. Kedua pantai ini populer dengan sebutan Pink Beach sekarang.

 

Yang paling dekat dari Jakarta (Pulau Jawa) tentunya adalah Pantai Tangsi yang berada di ujung timur Pulau Lombok, tepatnya di Desa Jerowaru, Kecamatan Pemongkong, Kabupaten Lombok Timur, NTB. Pantai ini berjarak sekitar 75 km dari Kota Mataram atau sekitar dua jam berkendara. Pantai Tangsi termasuk kategori pantai sempurna. Pasirnya berwarna pink, air lautnya hijau kebiruan, panorama sekitarnya sangat indah, dan alam bawah lautnya juga menakjubkan. Sekilas, pasir Pantai Tangsi terlihat berwarna putih. Namun, bila Anda mengambil segenggam pasirnya maka terlihat butir-butir kecil berwarna merah di antara butiran pasir putih. Bila ombak menyapu pasir dan menariknya, maka warna pasir tersebut berubah menjadi pink tua. Butiran pasirnya sangat halus, membuat Anda nyaman saat berjalan atau berjemur di atasnya. Pasir pink Pantai Tangsi berasal dari pecahan hewan karang bernama latin Homotrema rubrum. Hewan yang termasuk dalam golongan Foraminifera (hewan bersel satu yang hidup di laut) ini berwarna merah menyala dan banyak terdapat di bawah laut Pantai Tangsi. Karena itulah pasir Pantai Tangsi menjadi berwarna pink.

 

Banyak aktivitas yang bisa Anda lakukan di Pantai Tangsi. Di antaranya adalah berjemur, berenang, snorkeling atau sekedar ‘leyeh-leyeh’ di pinggir pantai. Berjemur sangat nyaman karena pantainya sepi dan pasirnya sangat halus. Berenang pun sangat menyenangkan karena pantainya landai dan tak ada arus. Snorkeling sangat menyegarkan mata karena Anda bisa melihat beragam terumbu karang dan ikan cantik warna-warni. Karang keras (hard coral) dan karang lunak (soft coral)-nya masih sehat dan warna-warninya sangat indah. Apalagi ikan-ikannya juga cantik-cantik dan lucu-lucu sehingga membuat betah berlama-lama snorkeling di sana. 

 

Pink Cliff : Kelebba Maja
Selain pantai berpasir pink, Indonesia juga memiliki tempat eksotis berwarna pink lainnya. Namanya  Kelebba Maja. Keajaiban alam yang hanya ada satu-satunya di Indonesia ini memang belum diketahui banyak orang karena letaknya tersembunyi nun jauh di Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Desa Raerobo, Kecamatan Sabu Liae, Kabupaten Sabu Raijua. Jaraknya sekitar 22 km dari pusat Kota Seba atau sekitar satu jam berkendara. 

 

Kalau Anda pernah ke Cappadoccia, Turki, kira-kira seperti itulah Kelebba Maja tapi dalam versi yang lebih kecil dengan warna-warni yang lebih indah dan semarak. Kelebba Maja adalah fenomena alam berupa tebing-tebing berukir unik di sebuah bukit dengan pilar-pilar batu yang pucaknya berbentuk mirip jamur/payung. Lekak-lekuk tebing berbentuk sangat unik, seperti dipahat. Dan yang paling menarik warna perbukitan dan pilar-pilar batu tersebut sangat menakjubkan. Warnanya didominasi pink  dengan gradasi merah muda, merah marun, hingga coklat tua. Kelebba Maja merupakan salah satu tempat yang disakralkan oleh Warga Sabu sebagai tempat pemujaan terhadap Dewa Maja (salah satu Dewa yang dipercaya Orang Sabu) dan tempat penyelenggaraan berbagai upacara adat, di antaranya Upacara Meminta Hujan. Tempat ini cukup sulit untuk dijangkau karena letaknya tersembunyi di balik bukit dan akses jalan menuju ke sana sangat buruk. Satu-satunya kendaraan yang bisa mencapai Kelebba Maja adalah sepeda motor. Jika Anda ingin mengunjungi Kelebba Maja, Anda harus ditemani seorang pemandu (guide) atau Warga Asli Sabu karena sampai saat ini belum ada rambu-rambu atau penunjuk arah ke tempat tersebut. 

 

Pink Mosque : Masjid Putra
Ingin melihat masjid berwarna pink? Cobalah berkunjung ke Putrajaya, Malaysia. Di kota yang sekarang menjadi pusat administrasi pemerintahan Malaysia ini terdapat sebuah masjid cantik berwarna pink. Namanya Masjid Putra, dan lokasinya berada di Putrajaya Presint (Precinct) 1, satu kompleks dengan Dataran Putra (alun-alun) dan Putra Perdana (Kantor Perdana Menteri Malaysia). Nama masjid ini diambil dari nama mantan Perdana Menteri Malaysia pertama, Tunku Abdul Rahman Putra Al Haj. Masjid berwarna dominan pink ini berada tepat di pinggir danau, sehingga nampak seperti terapung bila dilihat dari kejauhan. Masjid Putra mulai dibangun pada tahun 1997 dan selesai pada tahun 1999. Pembangunan masjid bergaya Moor ini menelan dana RM 250 juta (sekitar Rp 875 milyar). Desain masjid ini terinspirasi oleh Mesjid Sheikh Omar di Baghdad dan memiliki kapasitas 15 ribu jamaah. Masjid cantik ini terlihat mencolok dengan menaranya yang setinggi 116 meter dan kubahnya yang berjumlah sembilan dengan motif Persia berwarna pink. Sebagian besar bangunan masjid ini berwarna gradasi pink, mulai pink muda hingga pink tua. Kubah, langit-langit, hiasan/ornamen di dinding dan ornamen kubah semua didominasi warna pink sehingga terlihat sangat eksotis. Warna pinknya juga disempurnakan dengan guratan kaligrafi yang indah.


Masjid Putra terbuka untuk umum dan menjadi destinasi wisata favorit di Putrajaya. Setiap harinya ratusan turis dari berbagai negara, baik muslim maupun non muslim mengunjungi masjid ini. Masjid Putra menerima kunjungan turis non muslim hanya di luar jam sholat dan hanya diperbolehkan masuk ke beranda masjid (tidak boleh memasuki area ibadah utama masjid). Karena statusnya adalah tempat ibahdah, turis diharuskan mengenakan busana yang sopan (menutup aurat). Bila kebetulan Anda sedang mengenakan baju yang ketat atau agak terbuka, pengurus masjid akan meminjamkan jubah berwarna pink senada dengan warna masjid.

Pink City : Jaipur
Di wilayah Provinsi Rajasthan, India terdapat sebuah kota yang dijuluki sebagai Pink City, yaitu Jaipur.  Kota ini dibangun dengan perencanaan dan konsep yang matang oleh Raja Sawai Jay Singh II pada tahun 1727. Dengan perencanaan yang cermat dan konsep yang matang, Jaipur menjadi kota yang indah di India. Bila dilihat di peta, bentuk kotanya terdiri dari beberapa bujur sangkar karena jalan-jalannya dibangun dengan lebar/ukuran yang seragam. Awalnya, semua bangunan di Jaipur berwarna krem. Kemudian, untuk menyambut kedatangan Raja Inggris Edward VII pada tahun 1853, semua bangunan di Jaipur dicat pink agar suasana kota terlihat lebih ceria. Konon Raja Ram Singh II telah mencoba berbagai warna, tapi akhirnya pilihannya jatuh pada warna merah bata (terakota). Lama-kelamaan karena terkena panas matahari dan tersiram air hujan, warna merah bata itu memudar, mendekati warna pink. Sejak saat itu hingga sekarang, pemerintah Kota Jaipur menetapkan bahwa satu-satunya warna cat gedung yang diperbolehkan adalah pink. Karena itulah Jaipur mendapat julukan Pink City. Namun, karena perkembangan kota, saat ini yang dirujuk sebagai kota pink hanya bagian Kota Tua (Old City)-nya di mana semua pagar tembok dan bangunannya dicat pink.



Bangunan paling terkenal dan menjadi landmark Kota Jaipur adalah Hawa Mahal (Palace of Wind) yang berada di dalam Kota Tua. Hawa Mahal merupakan sebuah istana yang dibangun Raja Sawai Pratap Singh pada tahun 1799. Istana bertingkat lima setinggi 15 meter ini terbuat dari batu pasir berwarna merah bata. Arsitekturnya dibuat menyerupai sarang lebah madu dengan 953 jendela kecil berornamen putih nan indah. Kalau dilihat dengan teliti, bentuknya mirip mahkota Krishna, salah satu Dewa dalam mitologi Agama Hindu. Dari jendela itu, konon para permaisuri dan putri raja memandang kehidupan kota tanpa dapat terlihat balik oleh rakyatnya. Kini, Hawa Mahal ramai dikunjungi turis setiap hari. Biasanya, mereka naik ke lantai paling atas (roof top) untuk melihat pemandangan Kota Jaipur secara keseluruhan.



Tempat berwarna pink lainnya di Jaipur adalah City Palace. Kompleks istana raja yang masih dihuni Raja Jaipur ini terdiri dari beberapa bangunan yang semuanya bercat pink dengan dinding dipenuhi hiasan/ornamen rumit nan cantik. Istana ini dibangun pada tahun 1729, berarsitektur campuran antara India, Rajput, Mughal, dan Eropa. Beberapa bagian paling menarik dari istana ini adalah  Diwan-I-Khas dan Diwan-I-Aam. Diwan-I-Khas merupakan ruang tamu berlantai marmer, dengan pilar berukir dan langit-langit berkubah, semuanya bernuansa pink. Sedangkan Diwan-I-Aam adalah ruangan dengan langit-langit bercat emas dan penuh ornamen rumit. Di dalamnya terdapat koleksi benda seni, kursi raja, dan lukisan kerajaan, semuanya serba pink. (edyra)***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "TAKE ME TO THE PINK PLACE!"

Post a Comment